Aku tiba di rumah Om Bagas pada
pukul 22.00. karena kelelahan aku langsung tidur pulas. Besok paginya, aku
langsung disambut oleh hangatnya nasi goreng untuk sarapan pagi. Dan yang bikin
aku kaget, heran bercampur kagum, ada sosok gadis yang dulunya masih kelas 4
SD, tapi kini sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik jelita. Namanya Nina.
Kulitnya yang putih, matanya yang jernih, serta tubuhnya yang indah dan seksi,
mengusik mataku yang nakal.
"Hallo Kak..! Sorry, tadi malam
Nina kecapean jadi tidak menjemput kakak. Silahkan di makan nasi gorengnya, ini
Nina buat khusus dan spesial buat Kakak." Katanya sembari menebarkan
senyumnya yang indah. Aku langsung terpana.
"Ini benar Nina yang dulu, yang
masih ingusan?" Kataku sambil ngeledek.
"Ia, Nina siapa lagi! Tapi udah
enggak ingusan lagi, khan?" katanya sambil mencibir.
"Wah..! Udah lama enggak
ketemu, enggak taunya udah gede. Tentu udah punya pacar, ya? sekarang kelas
berapa?" tanyaku.
"Pacar? Masih belum dikasih
pacaran sama Papa. Katanya masih kecil. Tapi sekarang Nina udah naik kelas dua
SMA, lho! Khan udah gede?" jawabnya sambil bernada protes terhadap
papanya.
"Emang Nina udah siap pacaran?"
tanyaku.
Nina menjawab dengan enteng sambil
melahap nasi goreng.
"Belum mau sih..! Eh
ngomong-ngomong nasinya dimakan, dong. Sayang, kan! Udah dibuat tapi hanya
dipelototin."
Aku langsung mengambil piring dan
ber-sarapan pagi dengan gadis cantik itu. Selama sarapan, mataku tak pernah
lepas memandangi gadis cantik yang duduk didepanku ini.
"Mama dan Papa kemana? koq
enggak sarapan bareng?" tanyaku sambil celingak-celinguk ke kiri dan ke
nanan.
Nina langsung menjawab, "Oh
iya, hampir lupa. Tadi Mama nitip surat ini buat kakak. Katanya ada urusan
mendadak".
Nina langsung menyerahkan selembar
kertas yang ditulis dengan tangan. Aku langsung membaca surat itu. Isi surat
itu mengatakan bahwa Om Bagas dan Tante Rita ada urusan Kantor di Surabaya
selama seminggu. Jadi mereka menitipkan Nina kepadaku. Dengan kata lain Aku
kebagian jaga rumah dan menjaga Nina selama seminggu.
"Emangnya kamu udah biasa
ditinggal kayak gini, Nin?" tanyaku setelah membaca surat itu.
"Wah, Kak! seminggu itu cepat.
Pernah Nina ditinggal sebulan" jawabnya.
"Oke deh! sekarang kakak yang
jaga Nina selama seminggu. Apapun yang Nina Mau bilang saja sama kakak.
Oke?" kataku.
"Oke, deh! sekarang tugas kakak
pertama, antarkan Nina jalan-jalan ke Mall. Boleh, Kak?" Nina memohon
kepadaku.
"Oh, boleh sekali. Sekarang aja
kita berangkat!" setelah itu kami beres-beres dan langsung menuju Mall.
Siang itu Nina kelihatan cantik
sekali dengan celana Jeans Ketat dan kaos oblong ketat berwarna merah muda.
Semua serba ketat. Seakan memamerkan tubuhnya yang seksi.
Pulang Jalan-jalan pukul 19. 00
malam, Nina kecapean. Dia langsung pergi mandi dan bilang mau istirahat alias
tidur. Aku yang biasa tidur larut pergi ke ruang TV dan menonton acara TV.
Bosan menonton acara TV yang kurang menyenangkan, Aku teringat akan VCD Porno
yang Aku bawa dari Manado. Sambil memastikan Nina kalau sudah tidur, Aku
memutar Film Porno yang Aku bawa itu. Lumayan, bisa menghilangkan ketegangan
akibat melihat bodinya Nina tadi siang.
Karena keasyikan nonton, Aku tak
menyadari Nina udah sekitar 20 menit menyaksikan Aku Menonton Film itu.
Tiba-tiba, "Akh..! Nina memekik
ketika di layar TV terlihat adegan seorang laki-laki memasukkan penisnya ke
vagina seorang perempuan. Tentu saja Aku pucat mendengar suara Nina dari arah
belakang. Langsung aja Aku matikan VCD itu.
"Nin, kamu udah lama
disitu?" tanyaku gugup.
"Kak, tadi Nina mau pipis tapi
Nina dengar ada suara desahan jadi Nina kemari" jawabnya polos.
"Kakak ndak usah takut, Nina
enggak apa-apa koq. Kebetulan Nina pernah dengar cerita dari teman kalo Film
Porno itu asyik. Dan ternyata benar juga. Cuma tadi Nina kaget ada tikus
lewat". Jawab Nina. Aku langsung lega.
"Jadi Nina mau nonton
juga?" pelan-pelan muncul juga otak terorisku.
"Wah, mau sekali Kak!"
Langsung aja ku ajak Nina menonton film itu dari awal.
Selama menonton Nina terlihat
meresapi setiap adegan itu. Perlahan namun pasti Aku dekati Nina dan duduk
tepat disampingnya.
"Iseng-iseng kutanya padanya
"Nina pernah melakukan adegan begituan?" Nina langsung menjawab tapi
tetap matanya tertuju pada TV.
"Pacaran aja belum apalagi
adegan begini."
"Mau ndak kakak ajarin yang
kayak begituan. Aysik, lho! Nina akan rasakan kenikmatan surga. Lihat aja cewek
yang di TV itu. Dia kelihatannya sangat menikmati adegan itu. Mau ndak?"
Tanyaku spontan.
"Emang kakak pandai dalam hal
begituan?" tanya Nina menantang.
"Ee..! nantang, nih?" Aku
langsung memeluk Nina dari samping. Eh, Nina diam aja. Terasa sekali nafasnya
mulau memburu tanda Dia mulai terangsang dengan Film itu.
Aku tak melepaskan dekapanku dan
Sayup-sayup terdengar Nina mendesah sambil membisikkan, "Kak, ajari Nina
dong!". Aku seperti disambar petir.
"Yang benar, nih?" tanyaku
memastikan. Mendengar itu Nina langsung melumat bibirku dengan lembut. Aku
membiarkan Dia memainkan bibirku. Kemudian Nina melepas lumatannya.
"Nina serius Kak. Nina udah
terangsang banget, nih!" Mendengar itu, aku langsung tak menyia-nyiakan
kesempatan. Aku langsung melumat bibir indah milik Nina. Nina menyambut dengan
lumatan yang lembut.
Tiga menit kemudian entah siapa yag
memulai, kami berdua telah melepaskan pakaian kami satu persatu sampai tak ada
sehelai benangpun melilit tubuh kami. Ternyata Nina lebih cantik jika dilihat
dalam kondisi telanjang bulat. Aku mengamati setiap lekuk tubuh Nina dengan
mataku yang jelalatan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sempurna. Nina
memiliki tubuh yang sempurna untuk gadis seumur dia. Susunya yang montok dan
padat berisi, belum pernah tersentuh oleh tangan pria manapun.
"Koq Cuma dilihat?" Lamunanku
buyar oleh kata-kata Nina itu. Merasa tertantang oleh kata-katanya, Aku
langsung membaringkan Nina di Sofa dan mulai melumat bibirnya kembali sambil
tanganku dengan lembutnya meremas-remas susunya Nina yang montok itu. Nina
mulai mendesah-desah tak karuan.
Tak puas hanya meremas, semenit
kemudian sambil tetap meremas-remas, Aku menghisap puting susu yang berwarna
merah muda kecoklatan itu, bergantian kiri dan kanan.
"Oh.. Kak.. Kak..! Enak se..
ka.. li.. oh..!" desah Nina yang membakar gairahku. Jilatanku turun ke
perut dan pusar, lalu turun terus sampai ke gundukan kecil milik Nina yang
ditumbuhi bulu-bulu halus yang masih sedikit.
"Ah.. Geli sekali, Kak.. Oh..
nikmat..!" desah Nina waktu Aku jilat Kelentitnya yang mulai mengeras
karena rangsangan hebat yang aku ciptakan. Tanganku tak pernah lepas dari Susu
Nina yang montok itu. Tiba-tiba, Nina memekik dan melenguh tertahan sambil
mengeluarkan cairan vagina yang banyak sekali.
"Akh.. ah.. oh.. e.. nak..
Kak.. oh..!" Itulah orgasme pertamanya. Aku langsung menelan seluruh
cairan itu. Rasanya gurih dan nikmat.
"Gimana Enak, Nin?"
tanyaku sambil mencubit puting susunya.
"Wah, Kak! Nikmat sekali.
Rasanya Nina terbang ke surga." Jawabnya sambil meraih baju dalamnya.
Melihat itu, Aku langsung mencegahnya.
"Tunggu, Masih ada yang lebih
nikmat lagi." Kataku.
"Sekarang kakak mau ajarin Nina
yang kayak begitu" sambil menunjuk adegan di TV dimana serang perempuan
yang sedang menghisap penis laki-laki.
"Gimana, mau?" Tanyaku
menantang.
"Oke deh!" Nina menjawab
dan langsung meraih penisku yang masih tertidur. Nina mengocok perlahan penisku
itu seperti yang ada di TV. Lalu dengan malu-malu Dia memasukkannya ke mulutnya
yang hangat sambil menyedot-nyedot dengan lembut. Mendapat perlakuan demikian
langsung aja penis ku bangun. Terasa nikmat sekali diperlakukan demikian. Aku
menahan Air maniku yang mau keluar. Karena belum saatnya. Setelah kurang lebih
15 menit diemut dan dibelai olah tangan halus Nina, penisku udah siap tempur.
"Nah sekarang pelajaran yang terakhir"
Kataku. Nina menurut aja waktu Aku angkat Dia dan membaringkan di atas karpet.
Nina juga diam waktu Aku mengesek-gesek penisku di mulut vaginanya yang masih
perawan itu. Karena udah kering lagi, Aku kembali menjilat kelentit Nina sampai
Vaginanya banjir lagi dengan cairan surga. Nina hanya pasrah saja ketika Aku
memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
"Ah.. Sakit, Kak.. oh..
Kak..!" jerit Nina ketika kepala penisku menerobos masuk. Dengan lembut
Aku melumat bibirnya supaya Nina tenang. Setelah itu kembali Aku menekan
pinggulku.
"Oh.. Nina.. sempit sekali..
Kamu memang masih perawan, oh..!" Nina hanya memejamkan mata sambil
menahan rasa sakit di vaginanya.
Setelah berjuang dengan susah payah,
Bless..!
"Akh.. Kak.. sakit..!"
Nina memekik tertahan ketika Aku berhasil mencoblos keperawanannya dengan
penisku. Terus saja Aku tekan sampai mentok, lalu Aku memeluk erat Nina dan
berusaha menenangkan Dia dengan lumatan-lumatan serta remasan-remasan yang
lembut di payudaranya. Setelah tenang, Aku langsung menggenjot Nina dengan
seluruh kemampuanku.
"Oh.. e.. oo.. hh.., ss..
ah..!" Nina mendesah tanpa arti. Kepalanya kekanan-kekiri menahan nikmat.
Nafasnya mulai memburu. Tanganku tak pernah lepas dari payudara yang sejak tadi
keremas-remas terus. Karena masih rapat sekali, penisku terasa seperti di
remas-remas oleh vaginanya Nina,
"Oh.. Nin, enak sekali vaginamu
ini, oh..!" Aku mendesah nikmat.
"Gimana, enak? nikmat?"
tanyaku sambil terus menggenjot Nina.
"enak.. sekali, Kak.. oh..
nikmat. Te.. rus.. terus, Kak.. oh..!" Desah Nina.
Setelah kurang lebih 25 menit Aku
menggenjot Nina, tiba-tiba Nina mengejang.
"K.. Kak..! Nina udah enggak
tahan. Nina mau pi.. piss.. oh..!" Kata Nina sambil tersengal-sengal.
"Sabar, Nin! Kita keluarkan
Bersama-sama, yah! Satu.." Aku semakin mempercepat gerakan pinggulku.
"Dua.., Ti.. nggak.. oh..
yess..!" Aku Menyemburkan Spermaku, croot.. croot.. croott..! Dan
bersamaan dengan itu Nina juga mengalami orgasme.
"Akh.. oh.. yess..!" Nina
menyiram kepala penisku dengan cairan orgasmenya. Terasa hangat sekali dan
nikmat. Kami saling berpelukan menikmati indahnya orgasme. Setelah penisku
menciut di dalam vagina Nina, aku mencabutya. Dan langsung terbaring di samping
Nina. Kulihat Nina masih tersengal-sengal. Sambil tersenyum puas, Aku mengecup
dahi Nina dan berkata
"Thank's Nina! Kamu telah
memberikan harta berhargamu kepada kakak. Kamu menyesal?" Sambil tersenyum
Nina menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Kakak hebat. Nina bisa belajar
banyak tentang Sex malam ini. Dan Nina Serahkan mahkota Nina karena Nina
percaya kakak menyayangi Nina. Kakak tak akan ninggalin Nina. Thank's ya Kak!
Yang tadi itu nikmat sekali. Rasanya seperti di surga."
Kemudian kami membenahi diri dan
membersihkan darah perawan Nina yang berceceran di karpet. Masih memakai BH dan
celana dalam, Nina minta Aku memandikan Dia seperti yang Aku lakukan sekitar
enam tahun yang lalu. Aku menuruti kemauannya. Dan kamipun madi bareng malam
itu. Sementara mandi, pikiran ngereskupun muncul lagi ketika melihat payudara Nina
yang mengkilat kena air dari shower. Langsung aja kupeluk Nina dari belakang
sambil kuremas payudaranya.
"Mau lagi nih..!" Kata
Nina menggoda. Birahiku langsung naik digoda begitu.
"Tapi di tempat tidur aja, Kak.
Nina capek berdiri" kata Nina berbisik. Aku langsung menggendong Nina ke
tempat tidurnya dan menggenjot Nina di sana. Kembali kami merasakan nikmatnya
surga dunia malam itu. Setelah itu kami kelelahan dan langsung tertidur pulas.
Pagi harinya, aku bangun dan Nina
tak ada disampingku. Aku mencari-cari tak tahunya ada di dapur sedang
menyiapkan sarapan pagi. Maklum tak ada pembantu. Kulihat Nina hanya memakai
kaos oblong dan celana dalam saja. Pantatnya yang aduhai, sangat elok dilihat
dari belakang. Aku langsung menerjang Nina dari belakang sambil mengecup leher
putihnya yang indah. Nina kaget dan langsung memutar badannya. Aku langsung
mengecup bibir sensualnya.
"Wah.. orang ini enggak ada
puasnya..!" kata Nina Menggoda. Langsung saja kucumbu Nina di dapur.
Kemudian Dia melorotkan celana dalamku dan mulai menghisap penisku. Wah, ada
kemajuan. Hisapannya semakin sempurna dan hebat. Aku pun tak mau kalah.
Kuangkat Dia keatas meja dan menarik celana dalamnya dengan gigiku sampai
lepas. Tanganku menyusup ke dalam kaos oblongnya. Dan ternyata Nina tak memakai
BH. Langsung aja kuremas-remas susunya sambil kujilat-jilat kelentitnya. Nina
minta-minta ampun dengan perlakuanku itu dan memohon supaya Aku menuntaskan
kerjaanku dengan cepat.
"Kak.. masukin, Kak.. cepat..
oh.. Nina udah enggak tahan, nih!" Mendengar desahan itu, langsung aja
kumasukkan penisku kedalam lubang surganya yang telah banjir dengan cairan
pelumas. Penisku masuk dengan mulus karena Nina sudah tidak perawan lagi kayak
tadi malam. Dengan leluasa Aku menggenjot Nina di atas meja makan.
Setelah sekitar 15 menit, Nina
mengalami orgasme dan disusul dengan Aku yang menyemburkan spermaku di dalam
vagina Nina.
"Oh.. enak.. Kak.. akh..!"
desah Nina. Aku melenguh dengan keras
"Ah.. yes..! Nina, kamu memang
hebat.."
Setelah itu kami sarapan dan mandi
sama-sama. Lalu kami pergi ke Mall. Jalan-jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.