Melihat calon korbannya sudah tidak berdaya, Pak
Kades tersenyum puas karena berhasil menaklukkan gadis kota itu. Pak Kades
meluia mmebuka pakaiannya satu-persatu sampai telanjang bulat, penisnya yang
sudah tegang mengacung dengan begitu keras. Lalu dengan gerakan kasar, Pak
Kades menarik tubuh Lia yang bugil di atas ranjang, perlahan diangkatnya tangan
Lia ke atas, lalu Pak Kades melebarkan kedua belah kaki Lia sehingga
mengangkang lebar, membuat tubuh Lia sekarang seperti sebuah huruf X, huruf X
yang sangat membangkitkan nafsu karena terbuat dari tubuh seorang gadis cantik
dengan kulit putih mulus dalam keadaan bugil di atas ranjang.
Pak Kades semula haya menatap keindahan tubuh
bugil yang ada di depannya dengan berkali-kali meneguk ludah. Dia lalu naik ke
atas ranjang dan menempatkan dirinya tepat di antara kedua kaki Lia. Pak Kades
sekarang sudah siap sepenuhnya untuk menyetubuhi Lia. Sementara Lia yang baru
saja mengalami orgasme hanya bisa pasrah. Orgasmenya telah membuat tubuhnya
tidak mampu lagi mematuhi perintah otaknya, yang bekerja sekarang hanyalah
dorongan seksnya yang menggelora. Pelan-pelan Pak Kades mulai merebahkan
dirinya menindih tubuh mulus Lia sambil sesekali mencium bibir Lia. Lia hanya
menggeliat sesaat tapi kemudian dia mulai merasakan nikmatnya sentuhan liar
dari bibir Pak Kades di bibirnya. Pak kades lalu membimbing penisnya dengan
tangan kanan menuju ke liang vagina Lia. Sentuhan ujung penis Pak Kades di
bibir vagina Lia membuatnya menggeliat. Lia mengetahui sebentar lagi
keperawanannya akan direnggut secara paksa, tapi dia sudah terlanjur dikuasai
nafsu birahi sehingga dia tidak melawan sedikitpun. Dan perlahan tapi pasti,
Pak Kades mulai mendorong pantatnya maju, membuat penisnya menyeruak masuk ke
dalam vagina Lia secara perlahan-lahan. Lia meringis menahan sakit pada
vaginanya. Vaginanya yang masih perawan terlalu sempit untuk dimasuki penis Pak
Kades yang berukuran di atas rata-rata itu. Pak Kades sendiri merasa kesulitan
saat memasukkan penisnya ke dalam vagina Lia. Dia merasakan jepitan vagian Lia
begitu kuat, seperti melawan desakan penisnya, tapi dengan satu dorongan kuat,
penis Pak Kades akhirnya amblas seluruhnya di dalam vagina Lia.
Ahhhkk... Lia merintih kecil merasakan sesuatu yang besar memenuhi liang
vaginanya yang sempit. Perlahan air matanya mengalir membasahi pipinya yang
mulus.
Ehhh...... akhirnya masuk juga.. Pak Kades mengerang lirih. Gila, tempiknya
Neng Lia masih kenceng banget..
Tapi Pak Kades hanya membiarkan penisnya terbenam di dalam vagina Lia. Selama
tiga menit tidak ada pergerakan apapun dari Pak Kades. Rupanya Pak Kades sedang
memberikan waktu agar Lia dapat mengambil napas dan agar Lia terbiasa dengan
keadaan dimana penis Pak Kades yang besar berada didalam vaginanya. Pak Kades
sendiri sebenarnya sedang meresapi nikmatnya jepitan lian vagina Lia yang masih
perawan itu untuk beberapa lama. Baru kemudian secara perlahan Pak Kades mulai
menggoyangkan pantatnya, membuat penisnya tertari keluar dari Vagina Lia. Lia
merintih saat penis itu lolos dari vaginanya. Tapi rintihannya berubah menjadi
jeritan kecil saat Pak Kades mendesakkan penisnya dengan gerakan liar. Lia menggigit
bibirnya merasakan sakit tapi sekaligus kenikmatan pada vaginanya. Pak Kades
lalu mulai melakukan gerakan memompa untuk menggenjot vagina Lia dengan
penisnya, mula-mula pelan, tapi saat vagina Lia mulai terbiasa oleh penisnya,
Pak Kades mulai mempercepat genjotannya. Badan Lia terguncang-guncang keras
maju mundur, kakinya mengejang-ngejang dan menyentak-nyentak, tangannya dengan
keras memegangi seprei sampai berantakan, kedua payudaranya bergoyang cepat,
kepala terdongak ke atas dan bibirnya terkatup rapat antara menahan sakit dan
sensasi yang dirasakan di dalam vaginanya.
Melihat hal itu Pak Kades menjadi makin bernafsu, sambil terus menggenjot
vagina Lia, dia juga menciumi dan menjilati payudara Lia sambil sesekali
bibirnya mengulum puting susunya seperti bayi yang sedang menyusu pada ibunya.
Kenyotan bibir Pak Kades pada payudara Lia menimbulkan sensasi baru dalam tubuh
Lia membuat gerkannya menjadi semakin liar.
Aaahhh..ooohhhhh... aaahhhh... ooohhhh.. desahan keras Lia mulai terdengar
manja. Rasa sakit pada vaginanya sudah dilupakan dan digantikan oleh kenikmatan
yang luar biasa.
Setelah selama sepuluh menit, Pak Kades merasa bosan dengan gaya konvensional
itu, dia perlahan bangkit. Dia tertegun saat melihat bercak darah di sekitar
vagina Lia.
Astaga, jadi Neng Lia masih perawan ya..? tanya Pak Kades yang dijawab Lia oleh
anggukan lemah.
Wah.. kalu begitu Bapak beruntung banget hari ini, bisa memerawani seroang
gadis kota, cantik lagi.. kata Pak Kades senang. Lia hanya diam saja mendengar
ocehan Pak Kades.
Nah sekarang Neng Lia ganti gaya doang.. pinta Pak Kades. Dia menyuruh Lia
menungging di atas ranjang, lalu kembali diserangnya vagina Lia dari belakang
seperti seekor anjing. kedua tangan kekarnya memegang pinggul Lia dan
menariknya hingga posisi pantat Lia kini merapat dengan pinggul Pak Kades
mambuat penis Pak Kades membenam seluruhnya di dalam vaginanya. Lia menjerit
lirih, matanya terpejam sambil menggigit bibirnya sendiri dan badannya kembali
menegang keras.
Lalu mulailah Pak Kades menggenjot kembali vagina Lia dengan kedua tangan
memegangi pinggul Lia. Dia mulai memaju-mundurkan kemaluannya mulai dari irama
pelan kemudian makin cepat sehingga membuat tubuh Lia tersodok-sodok dengan
kencangnya.
"Aahh.. aahh.. aahhh.. oohh..... oohh.. Lia kembali menjerit-jerit saat
Pak Kades menggenjotnya lagi. Tubuhnya sekarang basah oleh keringat.
Payudaranya yang menggantung indah bergoyang-goyang seirama genjotan Pak Kades.
Perlahan Pak Kades mulai menjamah payudara Lia dari belakang, sambil terus
menggenjot vagina Lia, Pak Kades juga meremas-remas payudara Lia.
Erangan-erangan Lia semakin keras, badan dan kepala semakin bergoyang-goyang
tidak beraturan mencari titik-titik nikmat di dalam vaginanya. Tidak tahan
lagi, lia akhirnya mengejang dan mengerang.
AAGGHHH... kembali Lia mngalami orgasme, kali ini bahkan lebih dahsyat dari
sebelumnya. Melihat Lia orgasme lagi, Pak Kades makin brutal. Dia mendorong Lia
sampai tersungkur lalu membalikkan tubuh Lia dengan kasar dan dipentangkannya
kaki Lia selebar yang dia mampu sambil diangkat ke atas sehingga kaki Lia
sekarang membentuk huruf V membuat vagina Lia terkuak sangat lebar. Pak Kades
lalu kembali melesakkan penisnya ke dalam vagina Lia dan kembali menggenjotnya,
kali ini gerakannya sangat liar dan tidak teratur membuat tuuh Lia
tersentak-sentak dengan kasar.
AHHKHHH... OOOHHHHHHKK.. AAHHHHH........ Lia menjerit-jerit merasakan penis Pak
Kades menggenjot vaginanya dengan kasar, kepalanya bergoyang keras ke kiri dan
ke kanan, matanya terpejam sambil menggigit bibirnya menahan sakit dan nikmat
yang luar biasa. Tak tahan mendapat rangsangan sedemikian hebat, tubuh Lia
kembali mengejang sampai melengkung ke atas membuat tulang rusuknya menjiplak
di kulitnya.
AAAGGH.. teriak Lia saat mengalami orgasme untuk ke sekian kalinya. Bersamaan
dengan itu Pak Kades juga menekan keras penisnya ke dalam vagina Lia.
AAGGHHHHHHHH... Pak Kades melenguh keras, sensasi yang sedari tadi ditahan
akhirnya dilepaskan dengan sangat dahsyat sambil memuncratkan spermanya ke
dalam vagina Lia. Keduanya kembali lemas setalah mengalami orgasme secara
bersamaan. Pak Kades ambruk sambil mendekap tubuh mulus Lia.
Oohhhh.... Bapak sangat puas Neng... Pak Kades berbisik di telinga Lia, lalu
sambil mencium bibir Lia, Pak Kades bangkit meninggalkan Lia terbaring tanpa
busana di atas ranjang.
Pak Kades lalu memakai pakaiannya lagi. Dia kemudian mendekati Lia yang masih
terbaring di atas ranjang.
Ingat ya Neng.. Neng harus menuruti setiap keinginan Bapak, kalau tidak Neng
bakal celaka.. mengerti kan Neng..?
Lia hanya menjawabnya dengan anggukan lemah.
Sekarang Neng Lia mandi yang bersih ya.. kata Pak Kades. Dia lalu menarik
tangan Lia sampai Lia bangun dari ranjang. Lalu dibimbingnya Lia yang masih
dalam keadaan bugil menuju kamar mandi di belakang. Di sana di amenyuruh Lia
mandi sebersih-bersihnya untuk menghilangkan bekas-bekas perkosaann yang
melekat di tubuhnya. Lia kemudian dibawanya ke kamar lagi. Dia diijinkan
memakai pakaian lagi, tapi satu-satunya pakaian yang boleh dipakainya hanyalah
celana dalam, sedangkan tubuh bagian atasnya dibiarkan telanjang.
Pak Kades lalu berjalan keluar dari kamar sambil tertawa penuh kemenangan. Dia
kembali ke ruangan depan, di sana dia duduk santai di kursi sambil merokok.
Tak seberapa lama, dua orang laki-laki setengah baya tampak masuk ke dalam
rumah, sebagian baju mereka yang lusuh terlihat basah. Yang seorang bertubuh
kurus dan bungkuk dengan rambut tipis beruban banyak, matanya agak juling dan
giginya sebagian sudah ompong. Yang satu lagi berkulit hitam dengan wajah cacat
seperti bekas terbakar dan agak cekung, rambut, kumis dan janggutnya
jarang-jarang dan beruban di mana-mana. Melihat mereka, Pak Kades bangkit dari
duduknya.
Aman! Jupri! Dari mana Kalian? tanya Pak Kades.
Tadi kami pergi ke rumah istri Pak Kades yang satu lagi, tapi karena hujan,
kami jadi tertahan di sana, Aman yang bungkuk menjawab.
Iya Pak Kades.. timpal si Jupri.
Dan dia bilang apa? tanya Pak Kades
Yah.. dia bilang sih mau balik ke Pak Kades.. jawab Aman lagi.
Hehehehehe.. Pak Kades tertawa. Bagus.. bagus.. tidak sia-sia kalian bekerja
padaku..
Kalau gitu kami dapat hadiah dong pak.. kata Aman sambil nyengir.
Hadiah? Pak Kades berpikir sesaat. Oh.. ya, kalian akan dapat hadiah, hadiah
yang sangat menyenangkan.
Pak Kades masuk kembali ke dalam kamar diikuti tatapan Aman dan Jupri yang
bertanya-tanya dalam hati seperti apa hadiah yang akan mereka terima. Dan
sesaat kemudian, seolah mata mereka meloncat dari tempatnya, mereka melotot
leber-lebar saat Pak Kades keluar dari kamar sambil menuntun seorang gadis yang
sangat cantik yang nyaris dalam keadaan telanjang bulat, hanya sehelai celana
dalam yang masih melekat di badannya.
Aman dan Jupri melongo seperti kemasukan jin menyaksikan pemandangan yang
sangat indah itu, Lia yang begitu cantik dan nyaris telanjang berdiri di
depannya. Tubuhnya yang seksi terlihat begitu menggairahkan, apalagi Pak Kades
melarang Lia untuk menutupi payudaranya membuat payudara yang indah itu
menggantung bebas, polos dan telanjang.
Nah.. kalian suka dengan hadiah ini? Pak Kades mendorong Lia ke depan,
membuatnya nyaris terjungkal.
Ohh.. suka banget Pak.. Aman menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh
mulus Lia. Ini hadiah yang paling indah..
Bahkan Neng Ani, kembang desa sebelahpun nggak ada apa-apanya kalau
dibandingkan dia.. Jupri menambahi.
Kalau begitu, selama satu hari ini, kalian boleh nikmati dia.. kata pak Kades
ringan, yang disambut dengan tawa puas dari mereka berdua.
Di dalam saja Man.. kata Jupri sambil menunjuk ke kamar. ada kasurnya.. enak
kan kalau nanti dia kita entotin di kasur..
Aman setuju dengan usul Jupri, keduanya membimbing Lia masuk lagi ke dalam
kamar dam negunci pintunya.
Kedua orang penjaga rumah itu sekarang berjalan mengelilingi Lia sambil berkali
kali berdecak mengagumi keindahan dan kemulusan tubuh Lia.
Astaga... mulusnya.. montoknya.. Aman berdecak sambil membelai paha Lia yang
putih. Lia berdesir merasakan rabaan tangan kasar itu pada pahanya.
Iya nih Man.. Jupri manambahi sambil meremas pantat Lia.
Nama Neng siapa sih..? Kok cantik banget.. tanya Aman sambil membelai payudara
Lia dengan kurang ajar. Lia merintih sesaat sambil meneteskan air mata. Dia
meras sangat terhina diperlakukan seperti itu, tapi dia sama sekali tidak kuasa
untuk menolaknya.
Lia Pak.. jawab Lia pelan dengan sedikit tersedu.
Oh.. namanya Lia.. cantik, secantik orangnya.. kata Aman sambil meremas
payudara Lia, membuat Lia merintih kecil. Kalau nggak keliru, Neng Lia kan
cewek kota yang lagi KKN di sini ya..?
Ahhhhhh... iya Pak... Oohhhhhhhh...... Lia menjawab sambil mendesah karena pada
saat itu Aman kembali meremas kedua payudaranya sementara pada saat yang sama,
Jupri sedang sibuk meremasi pantatnya sambil sesekali membelai selangkangan Lia
yang masih tertutup celana dalam.
Neng Lia suka ngentot nggak..? tanya Aman lagi. Lia hanya mengangguk pasrah.
Ditanya kok Cuma ngangguk saja, jawab dong Neng.. kata Aman lagi.
Ehh.. iya.. Pak... saya.. suka ngentot.. jawab Lia sambil terbata, menahan
desakan nafsunya yang kembali bangkit akibat belaian dan cumbuan pada paudara
dan selangkangannya.
Neng Lia mau nggak ngentot sama kami? tanya Aman kalem sambil terus mencumbui
payudara Lia.
Iyaa... mau.. mauuu... Lia menjawab sambil mengerang, rupanya dia sudah hampir
mencapai klimaksnya lagi. Persetubuhannya dengan Pak Kades membuat nafsu birahinya
begitu mudah dibangkitkan.
Jupri yang sedari tadi mengusap-usap kemaluan Lia merasakan jari tangannya
menjadi basah, menandakan vagina Lia sudah siap untuk dimasuki oleh penis, tapi
Jupri ingin membuat Lia mengalami orgasme, karena itu tiba-tiba dia
memelorotkan celna dalam Lia sampai ke batas lutut lalu merenggangkan kaki Lia
sehingga selangkangannya terbuka. Lia yang sudah terlanjur terangsang tidak
menolaknya, dia bahkan secara sukarela membuka pahanya. Jupri langsung
menyerang kemaluan Lia yang terbuka dengan jari-jarinya sambil sesekali menusuk
dan mengocok-ngocok jarinya di dalam liang vagina Lia. Lia menjerit tertahan
setiap kali jari Jupri mengocok vaginanya. Tidak tahan lagi, Lia akhirnya
mengejang. Lia benar-benar sudah kembali mencapai orgasmenya, membuat vaginanya
sangat basah.
Heheheh... enak kan Neng..? Neng suka nggak digituin? tanya Aman sambil
cengengesan, seolah perbuatannya terhadap Lia barusan hanyalah sekedar
permainan anak-anak yang tidak berarti.
Lia masih terengah-engah merasakan orgasmenya yang meledak lagi. Dia hanya bisa
mengangguk menjawab pertanyaan itu.
Sekarang giiran Neng yang muasin kami ya.. kata Aman. Kemudian Aman dan Jupri
membuka pakaiannya satu-persatu sampai telanjang bulat. Kedua penis mereka
menegang keras. Hitam, besar dan panjang.
Sekarang Neng emutin dong kontol kami.. kata Aman santai. Lia untuk sesaat
memalingkan mukanya menghindari menatap kedua penis itu. Tapi mau tidak mau,
Lia harus menuruti mereka. Maka perlahan Lia mulai berlutut di hadapan Aman dan
Jupri. Serentak kedua penis itu mengacung tegak di depan wajah Lia. Perlahan
Lia mulai melingkarkan genggamannya pada penis kedua penjaga rumah itu.
Besarnya pas satu genggaman tangan Lia yang mungil. Lalu Lia mulai melakukan
gerakan mengocok penis mereka, dan secara bergantian, Lia kemudian mengulum
penis mereka.
Ahhhhgghh..... Aman mulai mengerang merasakan belaian tangan dan bibir Lia pada
penisnya. Dengan tangan kanannya Bella memegang batang penis Aman, dan tangan
kririnya menggenggam penis Jupri, sementara kepalanya bergerak maju mundur
berirama dengan berusaha membuka rahangnya lebar-lebar agar giginya tidak
bersentuhan dengan kepala penis mereka. Secara bergantian Bibir Bella terus
mengulum maju mundur pada kepala dan batang penis Aman dan Jupri, sedangkan
lidahnya terus begerak menjilati dan membasahinya.
Oohhhh... Aaahhhh.... Aooooohhh.... Aman dan Jupri mengerang-erang nikmat
merasakan setiap sensasi pada penis mereka. Tapi tiba-tiba Aman menyuruh Lia
menghentikan kuluman pada penisnya. Dia berjalan ke belakang dan berdiri di
belakang Lia. Lia yang masih sibuk mengulum penis Jupri menjadi tegang, apalagi
saat Aman menyuruhnya berdiri. Masih dengan tangan dan mulut sibuk mengulum dan
mengocok penis Jupri, Lia berdiri. Hal itu memaksanya berdiri sambil
menungging, dan memang itulah yang diinginkan oleh Aman. Dia kemudian menyuruh
Lia merenggangkan kakinya. Tiba tiba Lia merasa ada sesuatu yang basah di bawah
sana, ternyata Aman sedang menjilati bongkahan pantatnya yang montok. Tubuh Lia
menggelinjang, apalagi waktu mulut Aman bertemu dengan vaginanya, lidah itu
beraksi dengan ganas di daerah itu membuatnya semakin becek.
Ahhhghhh... ohhh.. Lia menreang pelan, nyaris saja dia menggigit penis Jupri.
Jupri melihat payudara Lia yang bergantung indah itu sekarang bergoyang-goyang,
tanpa pikir panjang lagi, Jupri mulai meraih payudara lembut itu dan mulai
meremasnya pelan, membuat Lia makin terangsang.
Tiba-tiba Lia menghentikan kulumannya pada penis Jupri dan mengerang tertahan,
dia lepaskan sejenak penis Jupri dari mulutnya. Wajahnya meringis karena di
belakang sana Aman sedang berusaha mendorong penisnya masuk ke dalam liang
vaginanya.
Aahhhh oohhoohh!! rintihnya dengan menengok ke belakang melihat penis itu
pelan-pelan memasuki vaginanya. Tapi dengan cepat Jupri yang tidak mau
kenikmatannya berkurang meraih wajah Lia dan kembali memaksanya mengulum
penisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.