Aku adalah anak kuliahan yang memiliki gairah
seksualitas yang tinggi. Semenjak keperawananku direbut oleh kekasihku ketika
SMA, aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Bahkan aku membayar orang
untuk memuaskan nafsu seksualku ini. Terkadang aku suka membayangkan bagaimana
rasanya bermain seks dengan para buruh kasar, pasti akan sangat menyenangkan,
karena mereka memiliki tenaga yang besar dibandingkan anak-anak orang kaya yang
tidak pernah mengerjakan apa-apa.
Ada seorang tukang
air yang selalu mengangkut air minum untuk keluargaku. Orangnya sangat gagah,
dan aku selalu menerka-nerka berapa “ukurannya” setiap kali dia mengantarkan
minuman ke rumahku. Sehingga aku memikirkan sedikit rencana jahat untuk
“ngerjain” dia. Wahyu selalu datang jam 10:00 setiap hari selasa, hari itu aku
sudah siap-siap dengan rencanaku. Aku sudah menunggunya hanya dengan
menggunakan handuk yang menutup tubuhku dari ketiak sampai pantat bawah,
benar-benar minim. Dan aku juga tidak menggunakan apa-apa lagi di dalamnya. Dia
pasti akan tergoda melihat pahaku yang putih mulus ini dengan dadaku yang
berukuran 34B. Pas jam 10:00, ada orang datang dengan mengetuk pintu, aku
berteriak tunggu berpura-pura bahwa aku sedang mandi. Dengan tergesa-gesa dan
handuk yang agak acak-acakan aku membukakan pintu untuk Wahyu. Ternyata yang
datang bukan Wahyu, tetapi tukang listrik, aku sedikit kaget, wah.. ada
perubahan rencana nih, pikirku, tapi tak apalah, yang ini juga sangatlah gagah.
Orang itu sedikit kaget karena aku hanya menggunakan handuk yang sangat minim.
Tetapi aku tahu kalau “ade”-nya yang di dalam agak bangun melihat keadaanku.
Aku bersikap sangat biasa sambil minta maaf padanya
karena lama membuka pintunya. Orang itu terlihat agak gugup, dan aku yakin dia
pasti sangat ingin melihat di balik handukku ini. Berarti rencana tahap
pertamaku berhasil. Aku melakukan rencana tahap keduaku, aku berpura-pura
menjatuhkan bon yang dia berikan padaku dan aku mengambilnya dengan posisi
membelakangi dia. Aku sangat yakin sekali kalau dia akan melihat pantatku. Dan
seperti dugaanku, dia langsung menarik handukku. Aku berpura-pura kaget sambil
menutup payudaraku dan kemaluanku. Dia hanya melihatku saja tanpa berkata
apa-apa, tapi aku sangat yakin sekali dia sangat ingin menikmati tubuhku ini. Dengan
perlahan-lahan kedua tanganku ini diturunkan, sehingga dia bisa menikmati
tubuhku ini.
Setelah terdiam agak lama, dia tidak bereaksi sama
sekali, aku pikir. Wah.. harus mulai duluan nih. Tapi ini benar-benar menjadi
tantangan buatku. Aku mendekatinya, tangan kananku mengelus-elus “senjatanya”
itu dari luar celana dan tangan kiriku memegang lehernya dan mendorong
kepalanya ke arah payudaraku. Ketika mulutnya mencapai puncak dari payudaraku,
rasanya sangat-sangatlah nikmat. Aku mengerang keenakan, dan tiba-tiba aku
ingat kalau pembantuku ada di atas. Dengan bisikan yang sangat menggoda,
“Mmmhh.. kita pindah.. mmhh.. ke kamarku yuk! Ada si bibi di atas.. eeuuhh..
enak banget,” tiba-tiba dia mengangkatku dengan posisi kakiku di pinggangnya
dan kepalanya masih menikmati payudaraku. Tiba-tiba pintu terbuka dan Wahyu
menongol dari pintu, aku begitu kaget. Hampir saja tukang listik itu
menjatuhkan aku. Wahyu masuk perlahan-lahan, sambil tersenyum, dia berkata,
“Wah.. lagi asyik nih, ikutan boleh nggak?” Aku tersenyum dan kemudian tukang
listrik itu berjalan perlahan-lahan takut menabrak tembok dan meja diikuti oleh
Wahyu. “Kamarnya dimana, Neng?” tanyanya padaku dengan mulutnya yang masih di
payudaraku, rasanya benar-benar menggetarkan hatiku. “Itu.. aahh.. di situ.. di
sebelah kiri.. ahh..!” aku benar-benar sangat menikmatinya dan sambil
membayangkan dua orang yang akan memuaskanku.
Setelah meletakkanku di atas tempat tidur, Wahyu
langsung menutup dan mengunci pintunya. Kupasang kaset keras-keras supaya si
bibi tidak mendengar yang sedang terjadi di dalam kamarku. Kemudian Wahyu dan
tukang listrik itu langsung membuka bajunya dan celananya masing-masing, lalu
terlihatlah batang kesukaanku yang sudah berdiri keras, batang kemaluan mereka
sangatlah besar dan panjang, aku baru melihat kemaluan sebesar itu sampai
terbengong-bengong melihatnya. Secara tiba-tiba Wahyu langsung menyerbu
kemaluanku yang sedari tadi sudah basah. Dia langsung melumatnya dalam-dalam di
dalam mulutnya, aku berdesis keenakan, “Aaahh.. enaakk!” Lalu tukang listrik
itu melumat payudaraku dan tangannya yang satu lagi meremas-remas payudaraku
yang lain. Aku berteriak-teriak kecil menahan keenakan yang mereka perlakukan
padaku. “Wahyu.. aku tak tahan lagi, masukin sekarang juga Yu!” tapi Wahyu tetap
ngotot menikmati kemaluanku.
Kemuadian tiba-tiba ada bunyi gedoran di jendela
kamarku, ternyata di situ ada tukang bangunan yang sedang membangun rumahku.
Kemuadian dia teriak, “Wey.. ikutan donk!” Wahyu langsung memberi tanda agar si
tukang bangunan masuk ke dalam. Si tukang listrik membukakan kunci pintu dan
masuklah si tukang bangunan. Sambil tertawa, “Wah.. sudah lama saya ingin
menikmati tubuhnya si Neng ini, akhirnya kesampean juga.” Kemudian dia membuka
baju dan kulihat batangnya lebih besar dari Wahyu dan tukang listrik. Aku
langsung berfikir, Wah.. bisa lemas nih aku melayani ketiga batang yang
besar-besar ini. Wahyu mengambil posisi di payudaraku yang kiri dan tukang
listrik di sebelah kanan dan tukang bangunan di kemaluanku. Kemudian ketiga jagoan
ini memulai aksinya.
Tukang bangunan itu sangatlah ahli dalam memainkan
lidahnya, dia terus menyedot-nyedot kemaluanku kemudian menggigitnya dan
memasukkan lidahnya ke lubang kemaluanku. Wahyu melumat-lumatkan puncak
payudaraku dan kadang-kadang menggigitnya. Dan si tukang listrik juga melakukan
hal yang sama, tetapi dia lebih ganas, dia memasukkan seluruh payudaraku ke
dalam mulutnya. Aku tidak tahan menghadapi mereka semua, sangat enak sekali.
“Aaahh.. nggak tahan nih.. mau keluar.. ahh..” akhirnya aku mencapai orgasme
yang sempat tertunda tadi. Wahyu dan kedua tukang itu berebut menjilati cairan
yang keluar dari lubang kemaluanku, benar-benar membuatku melayang di udara.
Dengan setengah merem-melek aku tak sadar kalau posisinya telah berubah
sekarang. Wahyu tiduran dan mukaku tepat di atas batangnya yang besar itu, si
tukang bangunan di belakangku sudah siap memasukkan batang kemaluannya ke dalam
lubang kemaluanku dan si tukang listrik siap menikmati payudaraku yang
terjuntai ke bawah. Permainan pun dimulai, si tukang bangunan mulai menggenjot
di belakangku, aku merasakan setiap gesekannya sangatlah nikmat karena
batangnya yang besar itu. Sementara mulutku menikmati batangnya si Wahyu yang
sedari sudah tak sabar ingin kucoba. Dan tukang listrik itu sangat menikmati
payudaraku. “Aaahh.. ahh..” Wahyu dan tukang bangunan mengerang keenakan.
“Mmmhh.. nyam-nyam..” si tukang listrik menikmati setiap jengkal payudaraku.
Dan aku, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa saking enaknya.
Tiba-tiba genjotannya tukang bangunan makin cepat,
aku rasa dia sudah mau keluar tapi aku masih belum mau keluar, dan kemudian..
“Croot.. croott..” diikuti erangan keenakan dari si tukang bangunan. “Aaahh..!”
kemudian dia mencabut batangnya dari lubangku, aku melepas emutanku pada batangnya
Wahyu dan dengan sedikit berteriak kepada tukang listrik, “Ayo cepat gantiin
dia!” Si tukang listrik langsung menggantikan posisinya tukang bangunan, dan si
tukang bangunan tergeletak di samping, dan batangnya sekarang sudah terlihat
layu. Kemudian tak lama Wahyu pun orgasme, tapi aku terus menyedot-nyedot
batangnya. Ternyata sodokannya tukang listrik lebih mantap dari tukang
bangunan, tak lama kemudian aku orgasme yang kedua. Melihat itu bukannya
berhenti, dia terus menggenjotnya sampai akhirnya dia pun orgasme.
Wahyu yang sudah mencapai orgasme tidak mau kalah
dengan kedua tukang itu, dia langsung menyodokkan batangnya ke dalam lubang
kemaluanku dan memaksaku untuk melayani nafsunya itu. Dia masih terus
menggenjot padahal aku sudah sangat capai dan hampir mencapai orgasme lagi.
Kedua tukang itu sekarang menonton kami sambil berteriak-teriak, “Ayo Yu..
terus.. terus!” aku benar-benar capai. Dan secara tiba-tiba mereka bertiga
menyerangku dan mulai menjilati, mengulum, menggigit seluruh tubuhku, aku tak tahan
lagi dan akhirnya orgasme lagi dan begitu juga Wahyu. Dan mereka bertiga
langsung menjilati kemaluanku yang sudah banyak cairan baik itu sperma dan
cairan dari kemaluanku.
Kemudian secara serentak mereka main kasar kepada
tubuhku, si tukang bangunan duduk di perutku dan meremas-remas payudaraku, si
tukang listrik menggigit-gigit kemaluanku dan memasukkan tangannya ke dalam
lubang kemaluanku. Dan Wahyu lagi-lagi mita agar batangnya dikocok olehku.
Mereka memaksaku, tapi aku sangat menyukai gerakan brutal ini sampai akhirnya
aku orgasme. Benar-benar pengalaman yang memuaskan. Mereka bertiga sudah akan
memulai lagi tetapi dengan sangat terpaksa aku memberhentikannya, “Jangan
sekarang lagi donk! aku dah capek ngelayanin kalian bertiga. Besok kita main lagi
yah.” Akhirnya mereka setuju dan masing-masing mengenakan pakaiannya lagi dan
pamit pulang sambil mencium kemaluanku. Aduh, aku benar-benar puas dan aku
menunggu besok datang, tapi sekarang aku mau tidur dulu buat persiapan besok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.